Rabu, 28 Maret 2012

Azas ilmiah dan Defenisi karya ilmiah

                                                        I.   PENDAHULUAN


1.1.   Latar Belakang
            Sebuah pekerjaan dapat dikategorikan sebagai profesi apabila memenuhi sejumlah syarat, antara lain:
merupakan pelayanan yang dibutuhkan, dilandasi oleh suatu disiplin ilmu, pemangkunya harus melalui pendidikan dan pelatihan yang cukup, memiliki kode etik, organisasi, serta budaya profesi. Di antara syarat-syarat tersebut, keberadaan disiplin ilmu yang melandasi pekerjaan merupakan syarat yang paling esensial. Hal ini karena tingkatan profesionalitas sebuah pekerjaan, hakikatnya diukur dari kompleksitas keilmuan dan teori yang mendasarinya.
            Sejalan dengan perkembangan di lapangan, maka keilmuan yang menjadi landasan suatu profesi juga dituntut untuk terus dikembangkan. Berbagai kegiatan ilmiah harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu. Salah satu instrumen atau sarana penting untuk memperoleh ilmu adalah melalui penelitian, baik yang sifatnya menggali atau memverifikasi teori. Hasilnya kemudian harus ditulis dan dipublikasikan, selain agar tersebar juga dimaksudkan agar diuji oleh berbagai kalangan yang kompeten. Bila temuan/teori yang dihasilkan memiliki kebenaran dan signifikansi maka tentu akan diadopsi dalam khasanah keilmuan profesi tersebut.
            Salah satu cabang profesi di dalam dunia pendidikan, adalah pengawas atau supervisor pendidikan. Sebagaimana uraian di atas, profesi ini pun tentu harus didukung oleh keilmuan yang senantiasa berkembang. Pengawas sebagai pemangku profesi ini berkewajiban untuk menggali, menyampaikan dan menerapkan ilmu yang mendukung peningkatan profesionalisme mereka. Oleh karena itu, maka kemampuan menyusun karya tulis ilmiah harus dimiliki oleh setiap pengawas pendidikan. Tulisan ini dirancang untuk maksud tersebut.
            Karya tulis ilmiah merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Karya tulis ilmiah adalah karangan atau karya tulis yang menyajikan fakta dan ditulis dengan menggunakan metode penulisan yang baku. Karya tulis ilmiah pun memiliki azas-azas sehingga karya tulis tersebut dapat dikatakan ilmiah.

1.2.   Tujuan
            Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1)      Mengetahui dan memahami azas-azas ilmiah dan definisi karya ilmiah.
2)      Sebagai panduan untuk penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar.
3)      Penyelesaian tugas mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah.


II.  AZAS – AZAS ILMIAH

2.1.   Pengertian
            Azas atau prinsip ilmiah adalah sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yang telah diamati (http://id.shvoong.com).

2.2.   Azas – azas
            Sesuatu dapat dikatakan ilmiah bila mengandung tiga azas, yaitu:
1.      Azas Rationalitas, artinya dapat diterima oleh akal.
2.      Azas Empiris, artinya dapat dirasakan/diterima panca indra.
3.      Azas Sistematis, artinya mempunyai sistematis pembuktian. Sistematika ini akan membantu pembaca bila ingin mengulangi atau melakukan pembuktian kembali.
            Tulisan ilmiah adalah tulisan yang mengandung ketiga azas di atas. Suatu kaidah atau hukum dalam pengetahuan ilmiah adalah sebuah proposisi yang mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib yang dapat diuji kebenarannya. Teori ilmiah adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara logis berkenaan dengan penjelasan terhadap sejumlah fenomena. Teori ilmiah merupakan unsur yang sangat penting dalam ilmu. Bobot kualitas suatu ilmu terutama ditentukan oleh teori ilmiah yang dimilikinya. Pentingnya teori ilmiah dalam illmu dapat dijelaskan dari fungsi atau kegunaannya (http://id.shvoong.com).


III.   KARAKTERISTIK KARYA TULIS ILMIAH


3.1.   Pengertian
            Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Membicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah.
            Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
            Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis ilmiah ciri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.
            Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam - macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.
            Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu :
1.      Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.
2.      Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.
3.      Harus dapat diidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.
            Cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama. Buku ini memberikan contoh teknik notasi ilmiah yang menggunakan catatan kaki (Footnote). Catatan kaki merupakan informasi dari pernyataan yang kita kutip. Di samping itu catatan kaki dapat digunakan sebagai informasi tambahan yang tidak langsung berkaitan dengan pernyataan dalam badan tulisan.
            Kutipan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua jenis yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan pernyataan yang kita tulis dalam karya tulis ilmiah susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun. Kutipan tak langsung merupakan kutipan pendapat atau pernyataan orang lain dengan melakukan perubahan kalimat yang dikutip disesuaikan dengan bahasa penulis itu sendiri.

3.2.   Persyaratan Karya Tulis Ilmiah
            Karya tulis ilmiah merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Karya tulis ilmiah adalah karangan atau karya tulis yang menyajikan fakta dan ditulis dengan menggunakan metode penulisan yang baku.
            Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1.      Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikir.
2.      Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur - unsur yang menyangganya.
3.      Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4.      Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5.      Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6.      Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
            Karya ilmiah adalah suatu karya tulis yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian.
            Karya tulis ilmiah harus memiliki gagasan ilmiah bahwa dalam tulisan tersebut harus memiliki permasalahan dan pemecahan masalah yang menggunakan suatu alur pemikiran dalam pemecahan masalah. Alur pemikiran tersebut tertuang dalam metode penelitian. Metode penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi dari metode keilmuan. Dengan kata lain bahwa struktur berpikir yang melatarbelakangi langkah-langkah dalam penelitian ilmiah adalah metode keilmuan.
            Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan pemecahan masalah memiliki pengertian sebagai berikut:
1.      Penelitian adalah usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang memerlukan pemecahan.
2.      Cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.
3.      Cara ilmiah dilandasi oleh metode rasional dan metode empiris serta metode kesisteman.
4.      Penelitian meliputi proses pemeriksaan, penyelidikan, pengujian dan eksperimen yang harus diilakukan secara sistematik, tekun, kritis, objektif, dan logis.
5.      Penelitian dapat didefinisikan sebagai pemeriksaan atau penyelidikan ilmiah sistematik, terorganisasi didasarkan data dan kritis mengenai masalah spesifik yang dilakukan secara objektif untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban dari masalah tersebut.
            Metode penulisan karya tulis ilmiah mengacu pada metode pengungkapan fakta yang biasanya berasal dari hasil penelitian dengan berbagai metode yang digunakan. Karya tulis ilmiah dapat juga disebut sebagai laporan hasil penelitian.
            Laporan hasil penelitian ditulis sesuai dengan tujuan laporan tersebut dibuat atau ditujuan untuk keperluan yang dibutuhkan. Laporan hasil penelitian dapat ditulis dalam dua macam, yaitu sebagai dokumentasi dan sebagai publikasi. Perbedaan kedua karya tulis ilmiah ini terletak pada format penulisan.
            Karya tulis ilmiah sebagian besar merupakan publikasi hasil penelitian. Dengan demikian format yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini ditentukan oleh isi penelitian yang menggambarkan metode atau sistematika penelitian. Metode penelitian secara garis besar dapat dibagi dalam empat macam, yaitu yang disusun berdasarkan hasil penelitian kuantitatif, hasil penelitian kualitatif, hasil kajian pustaka, dan hasil kerja pengembangan.
            Karya tulis ilmiah yang berupa hasil penelitian ini dapat dibedakan berdasarkan sasaran yang dituju oleh penulis. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat akademik berupa skripsi, tesis, dan disertasi. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat akademik bersifat teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan. objektif. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat umum biasanya disajikan dalam bentuk artikel yang lebih cenderung menyajikan hasil penelitian dan aplikasi dari hasil penelitian tersebut dalam subtansi keilmuannya.
            Dari berbagai macam bentuk karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah memiliki persyaratan khusus. Persyaratan karya tulis ilmiah adalah:
1.      Karya tulis ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2.      Karya tulis ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulis ilmiah yakni mencantukan rujukan dan kutipan yang jelas.
3.      Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural.
4.      Karya tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
5.      Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis
6.      Karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, serta tidak bersifat ambisius dan berprasangka, penyajian tidak boleh bersifat emotif.
            Berdasarkan uraian di atas, maka dalam menulis karya ilmiah memerlukan persiapan yang dapat dibantu dengan menyusun kerangka tulisan. Di samping itu, karya tulis ilmiah harus menaati format yang berlaku.

3.3.   Sistematika Karya Tulis Ilmiah
            Menulis karya tulis ilmiah yang bersumber penelitian adalah menulis laporan penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah. Oleh sebab itu, format penulisannya menyesuaikan dengan format penelitian. Format penelitian sangat tergantung dengan metode penelitian yang digunakan, di mana setiap metode memiliki format tersendiri. Format dalam menulis karya ilmiah merupakan alur-alur jalan pikiran yang terdapat dalam sebuah penelitian yang dikaitkan dengan proses penulisan.
            Dalam pembahasan ini kita tidak akan menekankan kepada aspek-aspek penelitian seperti teknik pengambilan data, analisis data, dan teknik analisis statistika, melainkan kepada rambu-rambu pikiran yang merupakan tema pokok sebuah proses penelitian. Seperti kita ketahui bahwa penelitian adalah sebuah proses pemecahan masalah, maka penulisan karya tulis ilmaih merupakan pemaparan proses pemecahan masalah, sehingga pembaca memperoleh jawaban dari masalah yang diteliti.
            Karya tulis ilmiah hasil penelitian berfungsi mengkomunikasikan ikhwal gagasan atau hasil penelitian yang telah dilakukan, khususnya (a) gagasan: Apa yang menjadi permasalahan, dan Bagaimana gagasan yang dikemukakan dalam memecahkan maasalah, (b) Penelitian: apa yang diteliti, mengapa penelitian dilakukan, dan apa yang menjadi fokusnya, apa yang menjadi acuan konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis, temuan apa yang diperoleh, apa kesimpulan akhirnya, dan apa rekomendasi yang dinyatakan berdasarkan temuan tersebut bagi kepentingan praktis dan pengembangan ilmu.
            Bentuk karya tulis ilmiah ada dua macam, yaitu (a) panjang, contohnya skripsi, tesis atau laporan penelitian, dan (b) atau versi pendek, contohnya artikel jurnal dan makalah simposium.

Sistematika Laporan Penelitian
Bagian Awal
            Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah :
1.      Halaman sampul
2.      Halaman judul
3.      Abstrak
4.      Kata Pengantar
5.      Daftar Isi
6.      Daftar Gambar
7.      Daftar Lampiran
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian pustaka setiap variabel
B. ...............
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Uji Prsayarat Analisis
C. Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
Bagian Akhir
• Daftar Pustaka
• Lampiran
• Riwayat Hidup Penulis

Sistematika Laporan Penelitian Versi Pendek:
(Makalah Seminar, Artikel Jurnal Ilmiah)
1). Pendahuluan
2). Metode
3). Temuan dan Pembahasan
4). Kesimpulan dan Rekomendasi
5). Daftar Pustaka
V.   KETENTUAN DALAM PENULISAN ILMIAH


4.1.   Notasi Ilmiah
4.1.1.   Pengertian Notasi Ilmiah
            Terdapat bermacam-macam sistem dalam penulisan notasi untuk menyusun karya tulis ilmiah. Sistem yang dikenal di kalangan masyarakat ilmiah antara lain adalah system University of Chicago Press, Sistem Harvard, Sistem American Psychological Assosation (APA), Sistem American Antropoloist, Sistem Harcouver, dan sistem Gabungan (misalnya Sistem Harvard dengan sistem huruf)-Keseluruhan sistem tersebut pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni, pertama, sistem yang mempergunakan catatan kaki (umpamanya Sistem University of Chicago press), kedua, sistem yang tidak menggunakan catatan kaki (umpamanya sistem yang menggabungkan kedua sistem yang pertama).
            Sistem yang menggunakan catatan kaki menaruh sumber rujukan yang berupa nama pengarang, judul, penerbit, tahun penerbitan, dan halaman yang dirujuk, dibagian bawah dari halaman tulisan. Dari sinilah dikembangkan terminology footnote atau catatan kaki disebabkan letak rujukan yang diletakan pada bagian bawah atau kaki dari tulisan. Walaupun demikian, terdapat juga sistem yang menggunakan catatan kaki, namun meletakkan daftar rujukannya tidak di halaman yang sama, melainkan di belakang setelah seluruh karya tulis selesai. Hal ini sering dilakukan untuk memudahkan pengetikan. Sebenarnya, meletakkan daftar rujukan di belakang ini bertentangan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sistem catatan kaki, yakni pembaca dengan cepat menemukan sumber rujukan yang digunakan dalam karya tulis. Seorang pembaca, yang meresensi sebuah buku untuk menemukan sumber rujukan, menulis bahwa "catatan kaki yang ditaruh di belakang (menjadi catatan belakang), malah mempersulit pembaca untuk merekam kutipan-kutipan para analis". Selanjutnya, ia menyarankan bahwa dalam penerbitan selanjutnya hal ini "dibenahi.
            Contoh di atas dikemukakan untuk menunjukkan bahwa setiap sistem notasi ilmiah mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, dalam memilih sistem notasi ilmiah, kita harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan tersebut vis-a-vis tujuan penulisan karya tulis kita. Kelebihan sistem catatan kaki, di samping dengan mudah menemukan sumber rujukan pada halaman yang sama, juga memungkinkan kita untuk menambahkan keterangan tambahan untuk tubuh tulisan yang ditaruh dalam catatan kaki. Keterangan tambahan ini, baik yang berupa penjelasan maupun analis, akan "memperluas" dan "memperdalam" materi karya tulis. Hal ini tidak ditaruh dalam tubuh tulisan sebab akan menggangu kelancaran penulisan.
            Disebabkan hal inilah maka sistem catatan kaki sangat ideal untuk penulisan karya tulis ilmiah yang membutuhkan kedalaman dan keluasan materi tulisan seperti skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian lainnya. Sebaiknya, terdapat pula tulisan yang relative tidak sedalam dan seluas karya tulis tersebut seperti artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal atau majalah. Untuk tulisan semacam ini maka teknik notasi yang ideal adalah sistem tanpa catatan kaki.
            Sistem tanpa catatan kaki, sesuai dengan namanya, meletakkan daftar pernyataan yang tercantum tulisan. Artinya dalam pernyataan yang tercantum dalam tubuh tulisan sudah terangkum di dalamnya sumber rujukan. Hal ini sangat memudahkan penulisan, termasuk mereka yang membaca tulisan tersebut, terutama bila dikaitkan dengan diskripsi perkembangan keilmuan (the state of the art) atau analisis perbandingan dengan karya ilmiah lainnya. Kelemahannya ialah bahwa keterangan tambahan yang bersifat memperluas dan memperdalam tulisan tidak dapat diberikan.
            Untuk mengatasi kekurangan itu maka sering digabungkan antara sistemtanpa  catatan kaki dengan sistem catatan kaki. Artinya, sumber rujukan mempergunakan sistem tanpa catatan kaki, sedangkan keterangan tambahan mempergunakan sistem catatan kaki. Penelitian akadeik seperti skripsi, tesis, dan disertasi, sering mempergunakan sistem gabungan ini.
            Semua peneliti harus menguasai ketigia sistem penulisan ini dengan berbagai variasinya, Baik sistem catatan kaki, maupun sistemtanpa catatan kaki, tidak terdiri dari satu teknik notasi ilmiah yang sama, melainkan berkembang menjadi beragam teknik penulisan. Pengiriman artikel ke jurnal tertentu membutuhkan persyaratan penulisan tertentu pula. Sebagaimana telah disinggung terdahulu, penulisan Sistem American Psychological Association berbeda dengan Sistem American Anthropologist. Perbedaan ini tidak akan terlalu dibesar-besarkan, yang penting ialah bahwa kita mengenal berbagai sistem yang berlaku dalam masyarakat ilmiah.

4.1.2.   Kutipan dan Catatan Kaki
1). Kutipan
            Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, atau hasil penelitian orang lain atau penulis sendiri yang telah terdokumentasi. Kutipan akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Kutipan dari pendapat berbagai tokoh merupakan esensi dalam penulisan sinteisis. Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Walaupun kutipan atas pendapat seorang pakar itu diperkenankan, tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisan dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Garis besar kerangka karangan serta kesimpulan yang dibuat harus merupakan endapat penulis sendiri. Kutipan – kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.
Manfaat Kutipan
1. untuk menegaskan isi uraian
2. untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis
3. untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai    milik   sendiri
Kutipan Langsung
            Kutipan langsung adalah pengambilan bagian tertentu dari tulisan orang lain tanpa melakukan perubahan ke dalam tulisan kita. Syarat kutipan langsung adalah sebagai berikut:
1. Tidak boleh melakukan perubahan terhadap teks asli yang dikutip
2. Menggunakan tiga titik berspasi [. . . ] jika ada bagian yang dikutip dihilangkan
3. Menyebutkan sumber sesuai dengan teknik notasi yang digunakan.
4. Bila kutipan langsung pendek (tidak lebih empat baris) dilakukan dengan cara :
a. Integrasikan langsung dalam tubuh teks
b. Diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks
c. Diapit oleh tanda kutip
5. Bila kutipan langsung panjang (lebih dari empat baris) dilakukan dengan cara:
a. Dipisahkan dengan spasi (jarak antarbaris) lebih dari teks
b. Diberi jarak rapat antarbaris dalam kutipan

Kutipan Tak Langsung
            Kutipan tak lansung adalah kutipan yang menuliskan kembali dengan katakata sendiri. Kutipan ini dapay dibuat panjang atau pendek dengan cara mengintegrasikan dalam teks, tidak diapit dengan kata kutip dan menyebutkan sumbernya sesuai dengan teknik notasi yang dijadikan pedoman dalam menulis karya ilmiah.
2). Catatan Kaki
            Catatan kaki adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan. Fungsi catatan kaki adalah memberikan penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek legalitas untuk izin penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang terpenting adalah etika akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis.

4.1.3.   Daftar Pustaka
            Daftar pustaka merupakan rujukan penulis selama ia melakukan dan menyusun penulisan baik sebagai penunjang maupun sebagai data. Ada beberapa teknik penulisan daftar pustaka. Semua teknik yang dipilih dapat menyesuaikan dengan pedoman yang kita pilih. Namun demikian pada dasarnya daftar pustaka digunakan untuk pembantu pembaca mengenal ruang lingkup penulis, memberikan informasi kepada pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap dan mendalam daripada kutipan yang digunakan penulis, dan membantu pembaca memilih refrensi dan materi dasar studinya.
            Teknik penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut:
a. Baris pertama dimulai pada margin kiri, baris kedua dan selanjutnya
    dimulai dengan 3   ketukan ke dalam.
b. Jarak antarbaris 1,5 spasi
c.  Diurutkan berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis.
d. Jika penulis yang sama menulis lebih dari satu karya tulis yang dikutip, nama    penulis     nama penulis harus ditulis berulang.
e. Urutan penulisan: nama penulis diawali nama keluarga penulis, tahun terbitan,    judul karya  tulis dengan menggunakan huruf kapital di awal kata, dan data publikasi berisi nama kota dan nama penerbit karya yang dikutip.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka:
Brotowidjoyo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. (Ed. Ke-2). Jakarta: Akademika Pressindo.
Perino, Joseph G. 1999. Self-Confidence, http://www.psychological-selfhelp.com/ intro/html.on-line
Suriasumantri, Jujun S. “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu”, dalam Masalah Sosial Budaya Tahun 2000: Sebuah Bunga Rampai Soedjatmoko at al. (ed. 1986). Yogyakarta: Tiara Wacana.

4.2.   Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah
4.2.1.   Bahasa llmiah
            Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah agar karya tulisnya komunitatif, karya tulis ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis sistematis, dan lugas, karya tulis ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan tidak berbunga-bunga. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa. Bab ini akan membicarakan pemakaian bahasa, bab ini akan membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf dalam karya tulis ilmiah.

4.2.2.   Penerapan Ejaan yang Disempurnakan
a. Penggunaan Spasi
            Penggunaan spasi setelah tanda baca sering tidak diindahkan. Menurut ketentuanyang berlaku, setelah tanda baca (titik, koma, titik koma, titik dua, tanda satu, tanda Tanya) harus ada spasi, jarak satu pukulan ketikan.
b. Pengunaan Garis Bawah Satu
            Garis bawah satu dalam karya tulis ilmiah digunakan untuk menandai kata-kata atau bagian-bagian yang harus dicetak miring apabila karya tulis ilmiah itu diterbitkan. Garis bahwa satu dipakai pada 1) anak bab, 2) sub anak bab, 3) kata asing atau kata daerah, 4) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam naskah.

4.2.3.   Pemenggalan Kata
            Apabila memengalan atau penyukuran sebuah kata dalam penggantian baris, kita harus membubuhkan tanda kurang (-), dengan tidak didahului spasi dan tidak dibubuhksn di pinggir ujung bsris. Tanda hubung itu dibubuhkan di pinggir ujung baris. Dalam kaitan ini, pias kanan karya tulis ilmiah tidak perlu lurus. Yang harus diutamakan adalah pemenggalan kata sesuai dengan kaidah penyukuan, bukan masalah kelurusan atau kerapian pias kanan karya tulis ilmiah. Namun, jika pengetikan karya tulis menggunakan komputer, kerapian pias kanan dapat deprogram dan penyukuran kata dapat dicegah. Berikut dicantumkan kaidah pengukuran sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

4.2.4.   Penulisan di sebagai Kata Depan
            Di yang berfungsi sebagai kata depan harus dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya. Biasanya di sebagai kata depan ini berfungsi menyatakan arah atau tempat dan merupakan jawaban atas pernyataan dimana.

4.2.5.   Penulisan di sebagai Awalan
            Di- yang berfungsi sebagai awalan membentuk kata kerja pasif dan harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Pada umumnya, kata kerja pasif yang berawalan di-dapat diubah menjadi kata kerja aktif yang berawalan meng-(meN-).

4.2.6.   Penulisan ke sebagai Kata Depan
            Ke yang berfungsi sebagai kata depan, biasanya menyatakan arah atau tujuan dan merupakan jawaban atas pertanyaan ke mana. Sebagai patokan kita, ke yang dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya jika kata-kata itu dapat dideretkan dengan kata-kata yang didahului kata di dan dari.

4.2.7.   Penulisan ke-sebagai Awalan
            Ke- yang tidak menunjukkan arah atau tujuan harus dituliskan serangkaian dengan kata yang mengiringinya karena ke-seperti itu tergolong imbuhan.
Catatan:
            Ke pada kata kemari, walaupun menunjukkan arah, harus dituliskan serangkaian karena tidak dapat dideretkan dengan di mari dan dari mari. Selain itu, penulisan ke pada kata keluar harus dituliskan serangkai jika berlawanan dengan kata masuk. Misalnya : saya ke luar dari organisasi itu. Akan tetapi, jika ke luar itu berlawanan dengan ke dalam, ke harus dituliskan terpisah.

4.2.8.   Penulisan Partikel pun
            Pada dasarnya, partikel pun yang mengikuti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan harus dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya karena pun di sana merupakan kata yang lepas. Akan tetapi, kata-kata yang mengandung pun berikut harus dituliskan serangkai karena sudah dianggap padu benar. Jumlah kata seperti itu tidak banyak, hanya dua belas kata, yang dapat dihapal di luar kepala, yaitu adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, (yang berarti walaupun) sungguhpun, dan walaupun.

4.2.9.   Penulisan Partikel per
            Partikel per yang berarti "mulai" demi atau "tiap" dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya. Akan tetapi, per yang menunjukkan pecahan atau imbuhan harus dituliskan serangkaian dengan kata yang mendahuluinya.

4.2.10.   Penggunaan Tanda Hubung (-)
            Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan kata ulang. Dalam pedoman ejaan kata ulang harus dituliskan dengan dirangkaikan oleh tanda hubung. Penggunaan angka dua pada kata ulang tidak dibenarkan, kecuali dalam tulisan-tulisan cepat,- seperti catatan pada waktu mewawancarai seseorang atau catatan rapat.

4.2.11.   Pembentukan Kata
a. Peluluhan Bunyi
            Jika kata dasar berbunyi awal /kl, /pi, /t/, /s/, ditambah imbuhan meng-, meng-...kan, atau meng-l, bunyi awal itu harus luluh menjadi (ng), /ml/, /n/, dan /ny/. Kaidah itu berlaku juga bag! kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sekarang sudah menjadi warga kosakata bahasa Indonesia. Demikian juga, bunyi /k/, /p/, /t/, /s/, harus luluh jika diberi imbuhan peng- atau peng..-an (pe-N atau pe N-....an).
b. Penulisan Gabungan Kata
            Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan terdapat kaidah yang menyatakan bahwa gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk, unsure-unsurnya dituliskan terpisah. Selain gabungan kata di atas yang harus dituliskan terpisah, terdapat juga gabungan kata yang harus dituliskan serangkai, yaitu gabungan kata yang sudah dianggap sebagai kata yang padu.

V.   KESIMPULAN

            Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1)      Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian.
2)      Azas – azas ilmiah terdiri atas tiga, yaitu azas rationalitas, azas empiris, dan azas sistematis.
3)      Dalam membuat karya tulis ilmiah perlu diperhatikan persyaratan, sistematika, dan ketentuan dalam pembuatan karya tulis ilmiah sehingga tulisan ilmiah yang dihasilkan berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA


Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Penulisan Karya Ilmiah. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2127736-ragam-ragam-proposisi-teori ilmiah/. [09 Maret 2011].

http://www.riobelajar.co.cc/2010/11/karakteristik-karya-tulis-ilmiah.html.[09 Maret 2011].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar